Kenapa Harus Shalat ?
Shalat adalah aktivitas ibadah bagi ummat
Islam. Shalat yang wajib dalam sehari semalam adalah shalat lima waktu. Wajib
artinya bagi ummat Islam yang telah mencapai umur baligh ( 15 tahun atau telah
mimpi bersenggama hingga keluar sperma ) maka harus mengerjakannya. Jika tidak
mengerjakan perkara yang wajib, yaitu shalat lima waktu, maka akan mendapat
siksa dari Allah SWT. Shalat lima waktu tersebut adalah Dzuhur, Ashar, Maghrib,
Isya’ dan Shubuh. Karena shalat adalah ibadah fardhu, maka kegiatan apapun yang
kita lakukan seperti blogging, kerja di kantor, membajak sawah, bahkan
tidurpun, wajib ditinggalkan demi untuk melaksanakan ibadah shalat fardhu.
Shalat adalah media untuk mengingat kepada Allah. Jadi aktivitas sehari-hari
yang menjenuhkan tenaga dan pikiran, santaikan tenaga dan pikiran untuk sujud
mengingat Allah SWT.
Shalat merupakan bagian tertinggi dalam agama
setelah tauhid. Ibarat kepala dalam susunan organ tubuh, manusia tak bisa hidup
tanpanya. Begitu pula halnya dengan agama, ia tak bisa hidup tanpa shalat.
Khalifah Umar Bin Khaththab pernah menulis surat kepada setiap penjuru wilayah
kekusasaan Islam, “Urusan terpenting kalian bagi saya ialah shalat. Barangsiapa
yang meremehkannya, berarti terhadap selain shalat, ia lebih meremehkan lagi.
Orang yang meninggalkan shalat tak memiliki bagian apa-apa di dalam Islam”.
Shalat ialah penopang rukun Islam yang lain. Karena, ia mengingatkan hamba akan
kemuliaan Allah SWT dan kehinaan hamba serta urusan pahala dan siksa. Dengan shalat,
seorang hamba semakin mudah untuk selalu menaati-Nya (Al-Muqaddam, 2007)
Nilai dan kualitas ibadah shalat seseorang
itu sangat tergantung kepada kekhusyukannya. Semakin besar tingkat
kekhusyukannya, semakin besar kemungkinan diterimanya oleh Allah SWT. Sebab
khusyu’ merupakan tolak ukur kualitas shalat, maka orang yang menunaikan shalat
harus memahami khusyu’ dan berbagai permasalahannya. Khusyu’ berasal dari kata khasya’a yakhsya’u khusyu’an yang
artinya tunduk, takluk, pasrah, dan menyerah. Ibadah shalat yang hanya
dilakukan sebagai rutinitas dan formalitas belaka, tidak akan dapat melahirkan
kenikmatan ruhani yang dibutuhkan oleh jiwa melainkan kegersangan yang akan
diperolehnya. Oleh karena itu, untuk meraih shalat yang khusyu’, seorsng
mushalii (orang yang shalat) harus mempersiapkan tahapan yang harus ditempuhnya
sedini mungkin, mulai dari persiapan umum sampai persiapan khusus (Zuhdi & Na'imah, 2010)
Sumber :
Al-Muqaddam, M. (2007). Keutamaan dan 1001 Alasan
Kenapa Harus Shalat. Surakarta: Serikat Penerbit Islam.
Zuhdi, N., & Na'imah, E. (2010). Studi Islam
2. Surakarta: LPID.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar